Holla!
Sahabat Project B pasti sudah nggak asing lagi lah ya sama kata-kata “gaya hidup minimalis” atau masih ada yang belum tahu nih?
Gaya hidup minimalis sebenernya bukan lagi jadi hal yang baru loh, bahkan gaya hidup ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Penganut agama Budha merupakan salah satu contoh kelompok yang menerapkan perilaku ini. Terinspirasi oleh Mahatma Gandhi, umat Budha cenderung menghindari harta benda atau perilaku konsumerisme dan perilaku ini telah diterapkan selama ribuan tahun lamanya. Lalu apa sih sebenarnya yang dimaksud gaya hidup minimalis? Apakah hanya sebatas itu saja?
Apa Itu hidup minimalis?
Sebenernya banyak pakar yang memaknai gaya hidup minimalis dengan berbeda-beda. Akan tetapi, menurut Caleb Backhe seorang ahli bersertifikat untuk Maple Holistic mengatakan, pada intinya gaya hidup ini memiliki tujuan yang sama untuk berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan menghilangkan yang membuat kita tidak bahagia.
Tidak melulu soal barang, gaya hidup ini juga menyasar pada fashion, penggunaan media sosial, gadget, dan juga internet loh. Penerapannya pun juga tergantung pada setiap individu yang menjalani, karena pada dasarnya kan setiap individu memiliki kebutuhan dan juga pola pikir yang berbeda-beda. Satu selogan yang terkenal untuk gaya hidup ini adalah “less is more”. Intinya adalah hiduplah dengan sederhana, walaupun sedikit tetapi berkualitas ya Sahabat Project B.
Apa manfaat penerapan gaya hidup minimalis ini?
Kaum milenial di era sekarang mulai banyak yang mengikuti trend gaya hidup minimalis ini. Mulai dari mendekorasi ulang ruang privat seperti rumah atau kamar tidur dan menata ulang ruangan dengan barang-barang yang lebih fungsional. Ada juga yang beralih dari sebelumnya menggunakan barang-barang sekali pakai menjadi barang-barang yang lebih ramah lingkungan seperti tumblr, sedotan stainless steel, tote bag, dan lain sebagainya. Lalu, apa aja sih manfaatnya?
1. Sehat secara finansial
Gaya hidup ini membuat kita harus berfikir ulang untuk membeli barang yang diinginkan. Apakah barang tersebut termasuk kebutuhan yang memang harus dipenuhi atau cuma keinginan kita aja? Dengan pertimbangan itu lah kita akan belajar untuk membeli barang hanya pada yang kita butuhkan aja, bukan sekedar untuk menuruti nafsu kita. Kalau perlu ya dibeli, tapi kalau cuma sekedar lucu tapi fungsinya kurang ya nggak perlu dibeli. Selain bisa mengurangi biaya pengeluaran kita, uang yang tadinya mau kita belanjakan bisa kita alihkan untuk hal membahagiakan lainnya seperti melakukan hobi atau untuk tabungan biaya pendidikan anak, asuransi kesehatan, dana pensiun, atau yang lainnya.
2. Hemat waktu dan energi
Hidup minimalis dengan barang-barang yang sedikit membuat kita dapat berhemat waktu dan energi untuk membersihkan, merawat, serta memperhatikannya. Sama halnya dengan media sosial minimalism. Bukan hal yang buruk loh untuk mencoba mengurangi penggunaan media sosial. Dengan mengurangi penggunaan media sosial, kita akan lebih berfokus pada kehidupan nyata kita tentunya. Waktu kita bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat dan produktif, misalnya membaca buku, olahraga, istirahat, me time, quality time bersama pasangan atau keluarga dan kegiatan bermanfaat lainnya. Istirahat dari media sosial juga artinya mengistirahatkan mata kita dari menatap layar gadget, artinya mata kita juga ikut sehat kan.
3. Mengurangi stres
Dengan mengetahui hal-hal yang kita butuhkan, membuat kita jadi terhindar dari rasa iri terhadap barang yang dimiliki oleh orang lain. Ibarat kata, rumput tetangga sudah tak tampak hijau lagi dimata kita. Jadi, kita juga akan terhindar dari stres yang menjadi dampak dari kita membeli barang yang tidak kita perlukan sebab mengikuti trend itu.
4. Menambah ruang untuk hal penting
Mengurangi barang-barang yang nggak penting bisa menambah ruang untuk hal-hal yang lebih penting. Misalnya aja dengan menyingkirkan barang-barang yang nggak penting di atas meja belajar bisa menciptakan ruang lebih untuk tempat kamu belajar lebih leluasa. Atau dengan kamu mengurangi foto-foto yang kurang penting di hp kamu akan memuat lebih banyak ruang untuk kamu menyimpan file lain yang lebih penting. Gadget kamu juga tidak akan menjadi lamban apabila penyimpanannya tidak terlalu penuh.
5. Berkesempatan berbagi dengan sesama
Salah satu aktivitas yang diajarkan oleh gaya hidup ini adalah proses decluttering. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah barang yang kurang berguna di sekitar kamu. Dari kegiatan ini, kamu akan menemukan barang-barang yang mungkin nggak lagi bermanfaat buat kamu, tapi bisa jadi bermanfaat untuk orang lain. Dalam proses ini juga, kamu bisa saja sumbangkan barang kamu untuk mereka yang lebih membutuhkan kan.
6. Baik untuk lingkungan
Mereka yang meganut gaya hidup minimalis biasanya lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Mereka akan cenderung membeli produk dengan kualitas yang baik sehinggga tidak mudah rusak dan menjadi sampah bagi lingkungan dengan cepat. Sebagai contoh, produk baju slow fashion dan fast fashion. Produk fast fashion memang memiliki harga yang cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan slow fashion. Tapi, dengan membeli produk slow fashion, akan lebih menghemat pembelian baju akibat dari baju fast fashion yang cepat rusak loh.
Gimana? Setelah membaca penjelasan di atas, Sahabat Project B tertarik untuk menganut gaya hidup minimalis ini juga?
Semoga informasi ini bermanfaat yaa Sahabat Project B.
Salam hangat dan salam hijau! 🌿
Comments