top of page
Writer's pictureprojectbindonesia6

Mengenal Greenwashing dan Cirinya, Jangan Sampai Salah Pilih Produk ‘Ramah Lingkungan’

Updated: Aug 11, 2022

Beberapa tahun belakangan, mulai banyak bermunculan produk-produk dengan klaim ‘ramah lingkungan’. Fenomena ini terjadi seiring dengan banyaknya konsumen yang mulai sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Produk-produk tersebut berlomba-lomba menunjukkan keunggulan produk ‘ramah lingkungan’ mereka dengan memberi label ‘green‘, ‘eco-friendly‘, maupun ‘sustainable‘. Tidak hanya menjual fungsi, tetapi produk-produk ini juga menjual value produk dengan menekankan bahwa pembelian produk tersebut artinya konsumen juga turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.


Apa hubungan penjelasan di atas dengan ‘greenwashing’? Apa Sahabat Project B pernah mendengar istilah ‘greenwashing’? Istilah ‘greenwashing’ pertama kali digunakan ketika Jay Westerveld yang mengkritik sebuah hotel di tepi pantai dengan dalih untuk menyelamatkan lingkungan dan terumbu karang atau “save the towels” pada tahun 1986. Kegiatan tersebut nyatanya hanya bertujuan untuk menaikkan keuntungan pihak hotel saja. Anehnya lagi, mereka justru melakukan ekspansi ke arah pantai (sumber : Sustaination).



Apa Itu Greenwashing ?

Menurut berbagai macam sumber, istilah ‘greenwashing’ berarti berbagai macam usaha yang dilakukan suatu perusahaan untuk membangun citra perusahaan yang ramah lingkungan tanpa benar-benar melakukan kegiatan upaya pelestarian lingkungan.



Contoh Nyata Penerapan Greenwashing

Selain inisiasi ‘save the towels’ di atas, tidak bisa dikatakan sedikit perusahaan yang melakukan upaya ‘greenwashing’ lainnya. Salah satunya dilakukan oleh perusahaan penyuplai Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan skala besar di Indonesia. Perusahaan tersebut meluncurkan kemasan botol plastik 100% daur ulang di salah satu provinsi di indonesia dan mereka menyatakan bahwa mereka telah mengumpulkan 12.000 ton sampah botol plastik tiap tahunnya untuk didaur ulang. Terdengar sangat baik bukan? Tapi nyatanya perusahaan tersebut abai pada dampak lingkungan lain yang disebabkan oleh perusahaan, seperti diketahui perusahaan tersebut melakukan eksploitasi air besar-besaran di sekitar lokasi pabrik. Akibatnya, daerah di sekitar lokasi pabrik kerap mengalami krisis air bersih. Selain itu, besaran sampah botol plastik yang terjangkau dan berhasil didaur ulang oleh perusahaan masih sangat jauh dari cukup untuk mengurangi sampah botol plastik yang terbuang di lingkungan, yaitu kurang lebih 4,86 milyar sampah botol plastik di lingkungan. Padahal, diketahui perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan penyumbang sampah botol plastik terbesar di Indonesia. Selain perusahaan AMDK tersebut, ada juga pabrik popok atau pembalut yang meng-klaim produknya ramah lingkungan karena berbahan katun organik, tetapi dibalik itu ada salah satu bahan di dalamnya yang masih tetap masih mengandung plastik yang sulit terurai di lingkungan. Tentunya masih ada banyak perusahaan lain yang juga menerapkan upaya ‘greenwashing’ yang kerap kita tak sadari.



Ciri-ciri Greenwashing

Berikut beberapa ciri ‘greenwashing’ pada sebuah produk, diantaranya :

  1. Menekankan salah satu unsur ‘green’ sedangkan unsur lainnya ‘un-green’.

  2. Produk dengan klaim ramah lingkungan yang dibuat oleh dirty company.

  3. Dalam beriklan, biasanya menggunakan kata-kata yang berlebihan untuk meng-klaim produknya ‘ramah lingkungan’ tanpa bukti nyata.

  4. Menggunakan kata-kata tanpa arti yang jelas seperti biodegradable, eco-friendly, green, Non-toxic, pure, save the earth, natural, dan kata-kata lainnya.

  5. Tidak adanya transparansi dan sulit untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan yang diklaim ramah lingkungan tersebut. Apabila perusahaan tersebut benar-benar memperhatikan lingkungan maka tidak sulit mendapatkan informasi mengenai keterlibatan terhadap lingkungan.

  6. Produk berbahaya atau tidak sehat yang menyatakan produk tersebut aman untuk digunakan, misalnya rokok atau minuman soda.

  7. Menyatakan sebuah produk/perusahaan yang bagus (inisiatif yang baik), tetapi tidak disertai dengan aksi nyata serta menggunakan tagline dan informasi produk yang hanya dimengerti oleh seorang ilmuwan, bisa jadi itu sesuatu hal yang berbahaya.


Nah itulah sedikit gambaran mengenai ‘greenwashing’. Sahabat Project B jangan sampai salah pillih produk ya. Niat hati ingin menjaga kelestarian lingkungan, ternyata kita malah mendukung gerakan yang merusak lingkungan.


Sekian dari mimin, semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi kalian, ya!


Salam Hijau, Sahabat Project B!


7 views0 comments

Comments


Postingan: Blog2 Post
bottom of page